الأربعاء، 26 ديسمبر 2012

Pariwisata NTT

1.    Geografis
Peta
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur



Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur.
Batas-batas wilayah :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores
  • Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia
  • Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste
  • Sebelah Barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT berada diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi NTT terdiri dari 20 kabupaten dan 1 Kota yang terletak ditujuh pulau besar, yaitu :

  • Pulau Sumba : Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah
  • Pulau Timor : Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Kota Kupang
  • Pulau Flores : Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur
  • Pulau Alor : Alor
  • Pulau Lembata : Lembata
  • Pulau Rote : Rote Ndao
  • Pulau Sabu : Sabu

    NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni, Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur, dll.
    Luas wilayah daratan 48.718,10 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif   Indonesia (ZEEI). Secara rinci luas wilayah menurut Kabupaten/ Kota adalah sebagai berikut:

    Luas Daerah
    Nusa Tenggara Timur Menurut Pulau


    Luas Daerah
    Nusa Tenggara Timur Menurut Kabupaten







    Hampir semua pulau di wilayah NTT terdiri dari pegunungan dan perbukitan kapur. Dari sejumlah gunung yang ada terdapat gunung berapi yang masih aktif. Di pulau Flores, Sumba dan Timor terdapat kawasan padang rumput (savana) dan stepa yang luas. Pada beberapa kawasan padang rumput tersebut dipotong oleh aliran sungai-sungai. Berikut nama beberapa sungai besar yang ada di NTT.



    Nama dan Panjang Sungai
    di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Nama-Nama Gunung
    di Provinsi Nusa Tenggara Timur





    2.    Flora
    Selain jenis tumbuhan (flora) yang telah dibudidayakan oleh penduduk, seperti tanaman padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayur-mayur, buah-buahan, kelapa, cengkeh , vanili, jambu mente, kapas, kapuk, kemiri, asam, dll juga terdapat jenis tumbuhan di kawasan hutan seperti kayu akasia, kayu putih, kayu cendana, kayu lontar, kayu gaharu, dll. Dari sekian banyak jenis tumbuhan kayu ini yang paling terkenal adalah kayu cendana yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding kayu cendana yang ada di wilayah lainnya di Indonesia.



    Pohon Kayu Putih
     
    Pohon Cendana


     Pohon Lontar




    CENDANA 
    Cendana adalah nama jenis kayu pohon dari genus Santalum. Kayu ini digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, dan parfum. Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di pulau Timor.
    Kayu cendana India (Santalum Album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap berkualitas terbaik. Sebagai gantinya sejumlah aromaterapis dan pakar parfum menggunakan kayu cendana Australia (Sandalum spicatum). Kedua jenis kayu ini mempunyai kandungan konsentrasi bahan kimia yang beda, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
    Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan Ayurvedik, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
    Berabad-abad lamanya, pulau Timor adalah pengekspor kayu cendana dan gaharu terbesar di Indonesia. Tetapi saat ini kedua jenis tanaman tersebut telah sulit ditemukan di pulau ini. Menyadari akan hal ini, pemerintah daerah kabupaten Alor telah mempromosikan penanaman cendana dan gaharu di daerah pengunungan Alor. Kedua jenis tanaman ini bisa juga ditemukan di hutan-hutan.
    Cendana dan gaharu dari Alor belum pernah diekspor dalam skala besar seperti di Timor. Kayu cendana, harus berusia 50 tahun untuk dapat dijadikan komoditas ekspor. Sedangkan gaharu harus dipelihara bersama suatu jenis bakteri yang nantinya bereaksi dengan batang pohon sehingga menghasilkan bau harum.
    Ketika telah cukup tua, pohon cendana menghasilkan bau harum alami. Akarnya juga diolah sebab bau harumnya lebih dari bau harum batang pohonnya. Telah diantisipasi, untuk ekspor di masa-masa mendatang, cendana dan gaharu akan sangat berpotensi sebagai komoditas unggulan. Kayu cendana dan gaharu dipakai sebagai bahan dasar parfum, kemeyan, dan sabun.
                                                                                  
    POHON LONTAR
    Pohon Siwalan (Lontar), Flora Identitas Sulawesi Selatan
    Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus flabellifer) menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).
    Pohon Siwalan (Lontar) merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun mencapai panjang 100 cm.
    Buah Lontar (Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecoklatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.
    Pohon Lontar Borassus flabelliferPohon Siwalan atau Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm
    Pohon Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer) tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat dijumpai di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.
    Pohon Siwalan atau Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih.
    Pemanfaatan Pohon Siwalan Daun Lontar (Borassus flabellifer) digunakan sebagai media penulisan naskah lontar dan bahan kerajinan seperti kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk pakaian dan sasando, alat musik tradisional di Timor.
    Tangkai dan pelepah pohon Siwalan (Lontar atau Tal) dapat menhasilkan sejenis serat yang baik. Pada masa silam, serat dari pelepah Lontar cukup banyak digunakan di Sulawesi Selatan untuk menganyam tali atau membuat songkok, semacam tutup kepala setempat. Kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman. Kayu ini kerap digunakan orang sebagai bahan bangunan atau untuk membuat perkakas dan barang kerajinan.
    Dari karangan bunganya (terutama tongkol bunga betina) dapat disadap untuk menghasilkan nira lontar (legen). Nira ini dapat diminum langsung sebagai legen (nira) juga dapat dimasak menjadi gula atau difermentasi menjadi tuak, semacam minuman beralkohol.

    BUAH SIWALAN
    Buahnya, terutama yang muda, banyak dikonsumsi. Biji Lontar yang lunak ini kerap diperdagangkan di tepi jalan sebagai “buah siwalan” (nungu, bahasa Tamil). Biji siwalan ini dipotong kotak-kotak kecil untuk bahan campuran minuman es dawet siwalan yang biasa didapati dijual didaerah pesisir Jawa Timur, Paciran, Tuban.
    Daging buah yang tua, yang kekuningan dan berserat, dapat dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan campuran penganan atau kue-kue; atau untuk dibuat menjadi selai. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae (sinonim: Palmae); Genus: Borassus. Spesies: Borassus flabellifer 

    3.    Fauna
    Jenis fauna yang ada di wilayah ini dan sudah diternakkan, antara lain kuda, sapi, kerbau, kambing, berbagai jenis unggas, disamping itu terdapat binatang liar yang hidup di kawasan hutan seperti rusa, babi hutan, kerbau liar, kuda liar. Satu jenis binatang purba yang hanya ada di wilayah ini dan tidak terdapat di daerah lain di dunia adalah Komodo.

    Komodo
    Kuda Sumba

    Timor Monitor



    Timor Python
    (Python timorensis)
    kus-kus
    (phalanger orientalis)
    ayam hutan
    (gallus-gallus)



    Biawak
    (varanus salvator)
    babi hutan
    (sus vitatus)
    Pink-headed Imperial-Pigeon – Bipolo, Timor



    Black-faced Munia Kisol, Flores

    Orange-footed Scrubfowl
    P. Komodo
    Cinnamon-banded Kingfisher – Timor



    Rusa Timor
    (Cervus timorensis)
    Sumba Boobook
    near Lewa, Sumba
    kakatua Sumba
    (Cacatua sulphurea citrinocristata)



    Punai timor
    (treon psittacea)
    Yellow-crested Cockatoo’s
    P. Komodo
    Pergam timor
    (ducula cineracea)



    Timor Oriole – Bipolo, Timor
    Olive-headed Lorikeet Gunung Mutis Timor
    Kura-kura rote (Chelodina mccordi) Kura-kura berleher ular


    PARIWISATA
    A.      Flores
    1.         Lamalera (Perburuan Ikan Paus).
    Menceritakan tentang aksi sekelompok nelayan dalam penangkapan ikan paus sperma dengan metode tradisional atau teknik zaman batu. Inilah garis penghidupan mereka belum berubah sejak beratus-ratus tahun silam dan belum tersentuh teknologi.




    Gambar yang mengagumkan. Sekelompok nelayan dengan trampil, hanya mengandalkan ketangkasan dan keberanian yang luar biasa, mereka menangkap untuk menangkap ikan paus sperma sepanjang 75 kaki, yang akan mereka manfaatkan bagi penyediaan berbagai bahan kebutuhan dan makanan yang cukup untuk kampung mereka. Dua perahu nelayan bekerja sama, sedang pimpinan mereka menggantung di udara ketika tombaknya menghunjam tubuh ikan paus ini. Perburuan ini terjadi di perairan Indonesia, mereka berjuang lebih dari enam jam, dengan menggunakan tombak dan pisau tradisional untuk menundukkan ikan paus ini.- Ikan paus ini mereka namai ‘Koteklema’. Akhirnya, nelayan dari Lamalera (suatu kampung yang terletak disebelah selatan pulau Lembata di Indonesia), dapat membunuh paus sperma ini dengan cara sangat tradisional.
    Ini semua sangat jauh berbeda dengan penangkapan ikan paus oleh kapal nelayan Jepang, yang menggunakan granat harpoon untuk membantai ikan ini untuk kepentingan industri perikanan mereka. Nelayan ini berlayar dari Lamalera dengan layar perahu yang ditenun dari daun gebang dan masing-masing kapal adalah buatan tangan, dengan tidak menggunakan paku atau metal. Tali temali dibuat dari pintalan serat daun telapak tangan dan serat kayu waru. Mereka miskin, mereka bermukim dipulau yang berbatu-batu dan tidak datar, sangat sedikit lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. penghasilan utama hanya bergantung pada kegiatan penangkapan ikan yang berlimpah seperti ikan marlin, ikan tuna, stingray, penyu, ikan gurita dan udang laut. Selama musim melaut “Lefa Nue” dari bulan Mei sampai Oktober, orang desa ini berburu ikan paus, ikan hiu dan dolfin. Bagaimanapun, ada rasa kawatir akan masa depan dari masyarakat disini, jumlah ikan paus ini sudah semakin menurun, perburuan sekarang lebih sedikit dibanding masa lima tahun yang lalu. Tahun ini mereka hanya dapat menangkap tiga ikan paus.
    “Jika tidak ada damai di antara kita, tidak akan ada penangkapan ikan paus baik,” kata Anna Bataona orang desa disana. Mereka percaya bahwa harus ada harmony penghidupan didarat dengan dilaut, kedamaian didaratan akan memberikan hasil perburuan yang baik.

    2.         Danau Kelimutu (Danau 3 Warna)
    Selayang Pandang 
    Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu. Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut. Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)
    Keistimewaan 
    Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman menjadi biru langit.

    Lokasi 
    Secara adminitratif, Danau Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten Dati II Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Akses 
    Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Setiba di Ende, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu, wisatawan harus berjalan sepanjang 2,5 km.

    Tiket Masuk 
    Hingga bulan Februari 2008, dilaporkan bahwa pada hari biasa, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 3000, namun pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 5000.

    Akomodasi dan Fasilitas Lainnya 
    Karena menjadi salah satu objek wisata andalan bagi pemerintah setempat, maka akomodasi di sekitar danau cukup diperhatikan. Terdapat pondok jaga, shelter berteduh untuk pengunjung, MCK, kapasitas lahan parkir yang mampu menampung sekitar 20 mobil, serta beberapa losmen kecil bagi para wisatawan yang hendak menginap.

    3.         Pemandian Air Panas Mengeruda
    Pemandian air panas Mengeruda di Soa yang terletak kurang lebih 50 km dari Riung ke arah Selatan pada ketinggian kurang lebih 1000 meter di atas permukaan laut. Pemandian air panas Mengeruda adalah salah satu pemandian air panas yang timbul secara alami dari tanah yang rata dengan suhu rata-rata 30-0 derajat Celcius. Wisatawan asing yang masuk dipungut bayaran Rp 2.500 per orang. Wisatawan domestik Rp 1.000 per orang.
    Para wisatawan yang datang ke situ umumnnya berendam sepanjang hari di air yang sedikit mengandung belerang itu. Sore harinya mereka melanjutkan perjalanan. Umumnya ke Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada yang berudara sangat dingin karena terletak pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada awalnya, pemandian air panas Mengeruda adalah pemandiang alam bagi para petani di sekitarnya yang telah lelah bekerja seharian di ladang.



    Sebelum pulang ke rumah mereka merendamkan diri di situ sehingga segar kembali. Dengan biaya milyaran rupiah saat ini Mengeruda dipagar tembok. Sumber air yang tumbuh juga dikitari tembok yang tinggi, tetapi alur sungai yang mengalir tetap dibiarkan secara alami. Di situlah para petani dan wisatawan berendam. Dengan biaya yang tak sedikit juga dibangun kolam renang yang airnya dialirkan dari sumber air panas. Tetapi belum terpakai, kolam renangnya sudah karatan oleh belerang dan mineral sehingga tampak seperti kubangan kerbau. Mungkin tadinya Pemda Ngada berniat membuat spa namun apa daya tak bisa direalisasikan.
    Sejak bulan Januari sampai bulan September, wisatawan yang berkunjung ke Mengeruda hanya 200 orang. Bandingkan dengan Riung yang dikunjungi 2600 orang wisatawan. Kolam renang yang dibangun mubazir karena para wisatawan asing dan domestik beserta petani memilih mandi atau berendam diri di sungai air panas yang mengalir. Saat ini masyarakat di skitar sumber air panas itu resah atau cemas kalau kelak Pemda tidak memperkenankan lagi para petani masuk ke sumber air panas yang menjadi milik mereka karena telah dipagar tembok keliling dengan aristektur Bali. Atau mereka khawatir kalau mereka yang miskin itu juga harus membayar masuk untuk mandi di sumber air panas mereka sendiri. Karena pengelolaan air panas itu langsung dikelola oleh Pemda.

    4.         Kampung Megalitik Bena
    BENA adalah nama sebuah perkampungan tradisional yang terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Aimere, Ngada. Desa ini terletak di bawah kaki Gunung Inerie sekitar 13 km arah selatan Kota Bajawa. Perkampungan adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan keaslian perkampungan tersebut. Kampung adat Bena terletak tepat di lereng Bukit Inerie yang agak menonjol.
    Warga setempat menyebut tempat ini seperti berada di atas kapal karena bentuknya memanjang seperti perahu. Konon menurut cerita yang dipercaya secara turun temurun, pada zaman dahulu sebuah kapal besar pernah terdampar di atas lereng gunung itu. Kapal itu tidak bisa berlayar lagi dan terus terdampar sampai akhirnya air surut dan menjauh dari tempat itu.


    Bangkai kapal kemudian membatu dan di atasnya kemudian digunakan masyarakat setempat sebagai lokasi perkampungan. Perkampungan Bena mempunyai daya tarik sendiri bagi para wisatawan karena bangunan megalitik berupa susunan batu-batuan kuno. Tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa yang mendirikan bangunan megalitik tersebut, namun masyarakat setempat percaya kalau bebatuan tersebut disusun seorang diri oleh seorang lelaki perkasa bernama Dhake.
    Menurut warga setempat, suatu waktu datanglah sekelompok orang dan membangun sebuah perkampungan di tempat tersebut yang kemudian diberi nama Bena. Uniknya, di antara mereka ada seorang lelaki bernama Dhake yang bertekad ingin menciptakan sebuah kampung yang agung dan indah. Maka timbulah gagasan dalam benaknya untuk merancang perkampungan itu dengan menyertakan batu-batu besar sebagai hiasannya.
    Terdorong oleh gagasannya itu, ia kemudian pergi ke Pantai Aimere yang berjarak sekitar seratus kilometer dari perkampungan Bena. Dari sana ia mengambil batu-batu besar berbentuk lempengan panjang atau pun meruncing, lalu dipikulnya hingga ke Bena. Batu- batu itu kemudian disusun sedemikian rupa, ada yang berdiri dan ada pula yang dibiarkan mendatar. Sususan batu-batu itulah yang saat ini dikenal dengan megalit.
    Para tamu yang berkunjung akan melihat dengan jelas apa yang dimaksud dengan megalit itu. Bentuknya sederhana berupa susunan batu-batu yang teratur dan berada tepat di tengah perkampungan. Pada batu megalit ini terlihat jelas bekas telapak kaki yang diyakini masyarakat setempat adalah telapak kaki milik Dhake. Menurut cerita, pada saat membangun kampung Bena ini, batu-batu yang dipikul Dhake dari Aimere, masih lembek dan tidak sekeras yang sekarang ada sehingga bekas tapak kaki Dhake nampak jelas di atas batu. Para pengunjung yang datang ke tempat ini akan menemukan jejeran rumah-rumah penduduk yang masih sangat tradisional dan terletak saling berhadapan.
    Rumah-rumah adat yang sering disebut peo ini, terbuat dari papan berbentuk panggung, beratap alang-alang dipadukan dengan dinding bambu pada teras depan yang berukuran sekitar 10 kali 10 meter. Di bagian tengah kampung terdapat monumen adat yang dibangun seperti lopo (madhu) dan sebuah rumah kecil yang disebut bhaga. Kedua bangunan ini oleh masyarakat setempat dianggap sebagai simbol pemersatu dari suku yang menempati perkampungan itu. Masyarakat setempat benar-benar bertekad untuk mempertahankan keaslian perkampungan tersebut. Semua rumah dibangun menyerupai rumah adat dan tidak diizinkan membangun rumah dengan campuran yang bergaya modern.
    Listrik pun tidak diizinkan sehingga untuk penerangan hanya digunakan lampu pelita. Hal ini sengaja dikondisikan untuk mempertahankan citra perkampungan adat tersebut sesuai sejarah pembangunannya. Masyarakat kampung Bena umumnya ramah terhadap pengunjung, dimana setiap pengunjung yang datang pasti disambut dengan senyuman, sebagai sapaan. Kita bisa bertanya-tanya tentang budaya yang mereka miliki dan dengan sangat baik akan dijelaskan kepada kita perihal budaya setempat.

    5.         Riung 17 Pulau
    Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau Riung merupakan gugusan pulau-pulau besar dan kecil, dengan jumlah 17 Pulau, yaitu Pulau Pau, Pulau Borong, Pulau Ontoloe (terbesar), Pulau Dua, Pulau Kolong, Pulau Lainjawa, Pulau Besar, Pulau Halima (Pulau Nani), Pulau Patta, Pulau Rutong, Pulau Meja, Pulau Bampa (Pulau Tampa atau Pulau Tembang), Pulau Tiga (Pulau Panjang), Pulau Tembaga, Pulau Taor, Pulau Sui dan Pulau Wire. Keseluruh pulau tersebut tidak dihuni oleh manusia.


    Letak :
    Terletak di `daratan Pulau Flores yang secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah Kecamatan Riung, Kabupaten Daerah Tingkat II Ngada. Kawasan ini berada sekitar 70 Km sebelah uatara Kota Bajawa, ibukota Ngada.

    BIOTIK
    Flora : 
    Kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau merupakan tipe hutan kering dengan vegetasi campuran antara jenis-jenis Ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliacus), kemiri (Aleuritis molucana), pandan (Pandanus tectorius), jati (Tectona grandis), kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), cendana (Santalum album), kayu manis (Mangivera indica), asam (Tamarindus indica), sengon laut (Albizia sp), johar (Cassia siamea), nyamplung (Calophyllum inophykum) dan ampupu (Eucalyptus urophylla). Hampir di seluruh pesisir pantai gugus pulau kawasan ini ditumbuhi hutan bakau yang masih utuh dengan jenis-jenis dominan Rhizophora sp, Bruquiera gymnoriza, dan Sonneratia sp.
    Fauna : 
    Aneka jenis fauna yang hidup di kawasan ini diantaranya adalah komodo (Varanus komodoensis), rusa timor (Cervus timorensis), landak (Zaglossus sp), kera (Macaca sp), musang (Paradoxurus haemaproditus), biawak timor (Varanus timorensis), Kuskus (Phalanger sp), ayam hutan (Gallus sp), buaya (Crododulus porosus), serta berbagai jenis burung misalnya elang (Elanus sp), bluwok atau bangau putih (Egretta sacra), sandang glawe atau bangau hitam (Ciconia episcopus), burung perkici dada kuning (Trichoglosus haemotodus), burung nuri (Lorius domicella), tekukur (Streptopelia chinensis), burung wontong atau burung gosong (Megapodius reinwardtii) dan kelelawar (Pteropsus veropirus).
    Terumbu Karang : 
    Disamping itu, kawasan Tujuh Belas Pulau juga kaya akan ekosistem terumbu karang dan jenis-jenis biota perairan laut. Terdapat sekitar 27 jenis karang
    diantaranya adalah Montipora sp, Acropora sp, Lobophylla sp, Platygyra sp, Galaxea sp, Pavites sp, Stylopora sp, Pavona sp, Echynophylla sp dan Echynopora sp. Jenis-jenis biota yang hidup diperairan antara lain adalah mamalia laut seperti duyung (Dugong dugon), lumba-lumba dan paus (Physister catodon) serta aneka ikan hias yang hidup di karang-karang.

    W I S A T A
    Obyek wisata 
    Kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau memiliki kekayaan sumber daya alam hayati, baik yang hidup di daratan maupun di perairan, serta panorama dan fenomena alam indah, yang mana keseluruhannya sangat potensial bagi kegiatan rekreasi dan pariwisata alam. Adapun potensi utama wisata alam di kawasan ini adalah sebagai berikut .
    Beberapa obyek wisata yang berada di dalam dan di luar kawasan TWA Tujuh Belas Pulau merupakan potensi alam yang cukup menarik untuk berbagai kegiatan wisata, baik wisata darat maupun perairan. Beberapa kegiatan wisata lama yang bisa dilakukan di kawasan ini meliputi lintas alam pantai dan panorama alam bawah laut, serta wisata bahari.
    Satwa Komodo. 
    Di beberapa daerah dan pulau di Taman Wisata Alam ini, antara lain di daerah Torong Padang, hidup komodo yang pada musim atau waktu tertentu bisa dilihat dari atas kapal, sementara kapal tersebut diberhentikan.
    Rekreasi bahari.Dengan menggunakan kapal atau speed boat yang beralaskan fibre glass, para pengunjung bisa menikmati indahnya kehidupan alam bawah laut yakni keanekaragaman jenis karang yang warna-warni dengan berbagai jenis ikan hias yang indah dan sangat mempesona. Dengan airnya yang sangat jernih, maka kegiatan berenang, snorkling, memotret bawah laut dan menyelam akan menambah keasyikan.
    Keindahan panorama. 
    Selain keindahan bawah laut, kawasan ini juga menyajikan keindahan panorama alam yang sangat memikat bagi siapa saja, khususnya para pecinta alam. Dengan menggunakan speed boat atau kapal biasa, selain bisa menyaksikan keindahan bawah laut, kita juga sekaligus bisa menikmati keindahan panorama yang dibentuk alam secara artistik. Apabila kita mendarat di salah satu pulau, biasanya di Pulau Rutong, kita bisa menyaksikan indahnya air laut yang biru muda, jernih dan riakan-riakan kecil, dengan tebaran pulau-pulau besar kecil di sekelilingnya merupakan suatu pemandangan yang sangat menakjubkan.

    6.        Taman Nasional Komodo
    Cerita Penemuan Sang Naga
    Sepenggal kisah, kepopuleran pulau komodo berawal pada tahun 1910 ketika para pasukan belanda menerima laporan adanya monster naga yang mendiami sebuah pulau yang kemudian diterbitkan dalam sebuah paper hindia belanda oleh Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor, kabar ini tersebar hingga seantero dunia, kabar ini pula yang mendorong W. Douglas Burden melakukan ekspedisi ke pulau komodo tahun 1926 dan kemudian menjadi orang pertama yang memberi nama Komodo Dragon.


    Taman ini didirikan tahun 1980 letaknya di antara Pulau Sumbawa dan Flores dengan luas 1817km2 yang 6 tahun kemudian ditetapkan sebagai situs warisan alam dunia dan cagar biosfir oleh UNESCO tempat konservasi untuk melestarikan Komodo, sebetulnya bukan hanya habitat naga purba yang legendaris ini saja yang dilestarikan karena TNK juga rumah bagi begitu banyak keanekaragaman hayati didarat maupun laut, jadi disana mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan yang elok dan aktifitas binatang yang menarik.
    TNK terdiri dari 3 pulau besar yang indah, Pulau Komodo, Rinca dan Padar, selain tempat habitat Komodo taman ini juga sebagai rumah bagi setidaknya 1000 spesies ikan, ratusan spesies karang, koral dan 70 jenis tanaman sponge , 19 spesies paus dan lumba-lumba, juga banyak terdapat plankton yang merupakan makanan utama Pari Manta (Manta Birostris), binatang eksotis yang bisa dijadikan ikon bahari kawasan TNK.
    Tanah warna merah TNK yang terpantul dari terik matahari flores sangat memikat mata, bentangan hutan kering dan savana dipadu dengan daerah perbukitan menghadirkan keindahan tiada tara, paduan biru langit, putihnya sapuan awan tipis, merah tanah dan hijau savana memberikan keindahan lukisan alam tersendiri tiada bandingannya, pesona keindahan TNK membuat pulau ini memang layak dikunjungi.
    Ada begitu banyak pertunjukan alam di TNK tapi pertunjukan utama tentu menyaksikan dari dekat satu-satunya habitat asli dari salah satu hewan purba yang masih berkembang biak sampai saat ini, anda bisa berdekat-dekat dengan hewan ini sambil mengbayangkan hidup jutaan tahun lalu, indahnya.

    Jangan mengkhawatirkan keganasan Komodo, karena ketika berkunjung ke TNK anda akan didampingi para Jagawana atau Ranggers sebutan untuk para pemandu yang gagah menghalau jika komodo terlalu dekat dengan kita, para jagawana ini bisa dikenali dari tongkat panjang bercabang seperti ketapel pada ujungnya yang ia bawa, para rangger pula lah yang akan memilihkan Track yang sesuai dengan kemampuan kita.

    Keindahan Laut
    Bagi para penyelam, keindahan keanekaragaman laut di TNK akan menjadikan pulau ini satu tempat selam terbaik didunia, saya yakin itu, dengan gugusan karang yang mencapai 17 km dan macam keindahan faunanya akan memanjakan siapa saja yang melihatnya, ada banyak lokasi selam di TNK tapi yang paling populer ada 3, Pantai Merah, Gililawa dan Karang Makassar, tidak hanya menyelam anda juga bisa Snorkelling atau sekedar menikmati keindahan disekitar pesisir.
    TNK juga terkenal sebagai salah satu tempat yang memiliki arus tercepat didunia, ini karena Pulau Komodo dan Pulau Rinca membentuk lintasan leher botol antara Samudera Pasifik dan Samudera hindia Selatan, selama pasang surut air akan mengalami pertukaran dan dipaksa mengalir melewati lintasan botol leher yang relatif sempit ini, yang mengakibatkan arusnya menjadi sangat cepat, namun bagi para penyelam ini justru tantangan yang mengasyikan
    Sumber : Portal Bisnis #1 di NTT www.nusacendanabiz.com

    B.       Timor
    1.         Pantai Lasiana
    Selayang Pandang 
    Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an. Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing. Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores, Sumba, Timor dan Alor. 
    Di pantai Lasiana ini banyak didapati lopo-lopo yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok yang dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau kayu dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, dan alang-alang. Bisa juga beratapkan seng yang bagian luarnya dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang.


    Keistimewaan 
    Pantai nan landai sekitar 3,5 hektar atau tepatnya 35.065 persegi ini, berudara sejuk karena dinaungi 65 pohon kelapa dan 230 pohon lontar tua yang hingga kini masih produktif. Pantainya berpasir putih halus, lautnya biru, airnya jernih dengan debur ombak yang bergulung-gulung kecil, tenang. Keindahan pantai ini bukan karena fasilitas buatan, tetapi lebih karena karakter alamnya.
    Pantai Lasiana mempunyai topografi menarik, pada bagian barat terdapat perbukitan, sehingga keseluruhan kawasan ini mempunyai variasi unik, yaitu perpaduan antara perbukitan dan pantai.

    Lokasi 
    Pantai ini terletak di Kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    Akses Menuju Lokasi 
    Pantai Lasiana berjarak 12 Km dari pusat kota Kupang. Umumnya, pengunjung datang menggunakan angkutan umum, atau dengan kendaraan pribadi. Untuk angkutan umum pengunjung dapat naik jenis kendaraan colt, dengan biaya Rp. 5000.

    Harga Tiket Masuk Lokasi 
    Pengunjung dipungut tiket masuk Rp 1.000 per-orang, Rp 500 per-sepeda motor, dan Rp 1.500 per-mobil/roda empat.

    Akomodasi dan Fasilitas Lainnya 
    Di pantai ini terdapat satu bangunan kios percontohan, tiga kios komersial, dua kios cinderamata, empat kamar mandi cuci dan kakus (MCK), satu kolam renang dan instalasi air, satu kantor pengelola, satu panggung hiburan rakyat, dan tiga unit home stay. Umumnya para pedagang berjualan mulai Sabtu sore, sepanjang hari Minggu dan hari libur lainnya. Selain menyediakan minuman dan makanan ringan, pedagang kecil di sekitar pantai juga menjajakan kelapa muda, jagung muda bakar dan pisang gepe.

    2.        Air Terjun Oenesu
    Menyebut Oenesu bagi orang Kupang berarti menawarkan bersantai di suasana segar. Sebagai salah satu dari sedikit air terjun yang ada di Kupang, tempat wisata air terjun Oenesu menjadi pemberhentian sejenak bagi warga Kupang mereguknya segarnya hawa yang ditawarkan tempat ini.
    Perhatikan, pada hari Sabtu atau Minggu maka rombongan muda-mudi atau keluarga banyak yang mendatangi tempat ini. Lokasi ini berjarak kurang lebih 17 km dari Kupang dan jalan menuju tempat ini cukup baik. Aku sendiri tidak mengalami masalah sama sekali menggunakan sedan ke tempat ini. Memang sempat muncul kekuatiran terutama adanya satu jembatan kayu yang harus dilewati untuk sampai ke lokasi ini.
    Justru yang belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pengelola tempat ini adalah kondisi jalan dan penataan di lokasi wisata ini. Jalan yang masih berupa jalan tanah berbatu-batu serta tidak adanya tempat parkir kadang membuat tempat ini tampak semrawut dengan mobil dan motor yang diparkir semaunya.
    Begitu sampai di lokasi maka anda akan disambut dengan genangan air yang merupakan bagian atas air terjun. Debit air terjun ini cukup stabil, pada musim kering sekalipun debit air masih lumayan dapat dinikmati. Foto-foto di atas diambil pada bulan Oktober, masuk bulan-bulan yang kering dan panas yang menyengat.
    Debit pada musim hujan tentu akan lebih besar, mungkin bisa dua kali lipat di banding musim panas. Pada saat itu jika kita tepat di bawah air terjun suara deru air terjun seakan menenggelamkan suara kita sendiri. Jangan heran kalau kita sering mendengar teriakan-teriakan dan suara tertawa yang cukup dari pengunjung yang menikmati air terjun ini.
    Sampai di lokasi, ada dua jalur yang dapat dipakai untuk turun menikmati air terjun ini. Sebelah kiri lokasi terdapat jalan menurun yang cukup terjal yang akan membawa anda ke sebuah jembatan jauh di bawah air terjun utama. Dari jembatan yang masih baru ini (saat tulisan ini dibuat), anda bisa melihat beberapa tingkat air terjun.
    Jalur lain dapat anda coba melalui jembatan kayu. Jembatan ini sebenarnya cukup membahayakan terutama untuk anak-anak karena kayu tidak terpasang menutup semua ruasnya. Jika tidak hati-hati anda dapat terperosok. Jaga anak-anak anda sewaktu melewati jembatan ini. Setelah itu anda harus menuruni anak tangga yang lagi-lagi curam, itupun kondisi anak tangganya tidak rata. Ini juga saya ingatkan kembali pada anda untuk berhati-hati.
    Membawa bekal waktu turun sangat disarankan karena naik turun untuk mengambil makanan ke atas sangat melelahkan. Namun sesampai di bawah, pemandangan air terjun seakan membilas rasa penat anda. Jangan takut batuan di tempat ini tidak licin, karena airnya yang mengandung kapur cukup tinggi (ciri khas air di Kupang) maka batu jadi terasa kesat. Suasana yang rindang karena banyak pohon-pohon besar tumbuh di sekitar air terjun. Ini masih ditambah dengan suitan-suitan burung yang sering terdengar nyaring dari balik pepohonan. Anda bisa langsung memilih berendam di salah satu anakan air terjun atau memilih menelusuri ke bawah. Gerak tarian air terjun membentuk alur-alur yang unik, hati-hati karena beberapa cekungan tingkat air ini ada yang dalam. Andapun bisa sekedar membentangkan tikar dan bermalas-malasan menikmati sejuknya hawa serta deru suara air terjun. Keriangan suara pengunjung seakan mengajak anda ikut riang.

    3.        Pantai Tablolong ( Surga Para Pemancing )
    Tiap tahun, pemerintah NTT rutin menggelar turnamen memancing internasional di selat yang diapit pulau Rote dan pulau Timor. Perairan sejauh 10 mil dari garis pantai Tablolong di kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang itu merupakan jalur migrasi ikan cukup ramai dari laut Timor menuju laut Sawu. Sesuai jadwal, perlombaan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 4-6 Nopember. Sebanyak 27 pemancing asal Indonesia, Jepang, Jerman dan Amerika yang tergabung dalam 9 tim, bertolak ke arena perlombaan dari pantai wisata Tablolong pada pukul 05.00 Wita dan pulang pada pukul 16.00 Wita. Masing-masing tim dipandu seorang nelayan Tablolong

      
    Peserta yang berhasil memperoleh ikan dengan berat paling tinggi, berhak menempati posisi pertama hari itu. Mereka memperebutkan total hadiah uang tunai Rp42.7 juta plus trophy gubernur NTT. Event ini diharapkan akan menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke NTT menikmati panorama pantai dan pulau-pulau yang memesona dan belum terjamah polusi. Karena itu, jauh-jauh hari, pemerintah telah giat menggelar promosi. Mulai dari menerbitkan kalender event sampai brosur, iklan di media massa. Upaya pemerintah menyukseskan turnamen ini tampak dari persiapan yang cukup matang. Panitia menyiapkan regu penolong khusus yang disiagakan di lepas pantai.
    Mereka juga diperlengkapi peralatan penyelamatan dan radio komunikasi untuk sewaktu-waktu mengirim laporan ke darat jika mengalami masalah di laut. Salah satu peraturan yang harus dicermati peserta adalah tidak boleh mengotori laut dengan membuang sampah. Pesisir ujung selatan pulau Timor memang menyuguhkan panorama pantai yang indah dan panorama bawah laut yang elok. Keindahan juga dihiasai dengan pepohonan pantai, seperti pohon Centigi yang tumbuh menyebar di bebatuan karang. Sayang, pohon Centigi mulai terancam karena ulah tangan-tangan jahil yang mengambil pohon tersebut untuk dijual ke pulau Jawa.

    David Jones, peserta asal Amerika misalnya sangat mengagumi keindahan bawah laut karang beatrix yang berjarak sekitar 5 mil dari pantai. David menjuluki karang beatrix sebagai ‘supermarket ikan’ karena semua jenis ikan dapat ditemukan di lokasi itu. Dua karang lainnya yang tak kalah menarik adalah karang Dalam dan karang Tabui. Di tiga karang ini hidup jenis ikan yang sering dilombakan dalam berbagai turnamen memancing seperti jenis Marlin, Layaran, Tenggiri, Wahui, Kuwe, Barakuda, Lemadang, dan Tuna. Makanya, tidak heran sejumlah warga kota Kupang pecinta wisata bahari menggunakan perahu motor untuk memancing di kawasan itu sekitar setengah jam dari daratan.
    Selain memancing pengunjung juga menikmati beragam spesies ikan secara berkelompok tampak seperti dalam akuarium raksasa. Meski demikian, para nelayan dan pemancing dilarang menangkap ikan menggunakan potas yaitu zat kimia yang dapat memabukkan ikan, namun dapat membunuh ikan kecil dan merusak karang. Terumbu karang di perairan ini juga dilarang untuk diambil. Untuk maksud itu, di dekat pantai telah dipajang sebuah papan bertuliskan ‘pusat olahraga memancing Tablolong’.
    Papan itu dipajang pada pintu masuk menuju pantai sehingga dapat dilihat dari arah laut. Karena itu, anda jangan sampai melempar bekas bungkusan makanan ke laut. Tetapi jika ingin menarik perhatian ikan-ikan berenang di samping perahu, buanglah makanan pada pagi hari dan anda akan menyaksikan ribuan ikan warna-warni berebutan makanan.
    Saat ini seorang pria Kanada membangun tiga unit homestay di lahan seluas dua hektare sekitar satu kilometer dari pemukiman warga. Puluhan warga kota Kupang biasa menginap di homestay tersebut yang dibangun di pinggir pantai. Harga sewa homestay per malam berbeda untuk wisatawan asing sebesar Rp100 ribu per malam plus tiga kali makan dan wisawatan lokal sebesar Rp 50 ribu plus tiga kali makan. Selain tidak tersedia jaringan listrik, lingkungan homestay masih sepi, terutama pada malam hari hanya terdengar deburan ombak memecah karang. Di pagi hari jika mendengar kicauan burung sangat terasa kehidupan desa terpencil di pulau Timor. Tidak kalah dengan suguhan pemandangan di petang hari. Ketika malam menjelang, menyaksikan ribuan sinar lampu yang dipancarkan dari di rumah-rumah penduduk di desa Tablolong dan di pulau Semau merupakan pengalaman yang tak terlupakan.
    Lokasi ini dapat ditempuh dari kota Kupang dengan mobil dan sepeda motor dengan perjalanan selama satu jam. Jalanan yang berkelok-kelok dengan rumah-rumah penduduk yang masih tradisional juga merupakan sensasi sendiri. Umumnya penduduk Tablolong merupakan keturunan asal pulau Rote yang dibawa Belanda di zaman penjajahan.

    4.        Kolam Renang Baumata
    Baumata adalah sebuah desa yang terletak 16 Km dari Kota Kupang atau 6 Km Arah Timur dari Bandara El Tari kupang, tepatnya di Kecamatan Kupang Tengah yang merupakan salah satu tempat rekreasi/objek wisata yang cukup dikenal dan ramai dikunjungi orang.
    Sebagai tempat rekreasi, selain terdapat Hutan Alam yang merupakan obyek wisata alam (Eco Tourist), Baumata terkenal juga dengan sumber mata air alamiah yang bersih dan segar. Saat ini Perusahaan air Aquamor yang telah mengekspor air mineralnya keberbagai daerah di NTT mengambil air dari sumber air Baumata. Demikian Juga dengan PDAM Kupang yang merupakan sumber air utama bagi Kota Kupang mendapatkan suplay air dari Sumber Air Baumata.

    Daya tarik yang menonjol yang dimiliki obyek wisata alam Baumata adalah Kolam Renangnya baik bagi orang dewasa dan anak-anak peninggalan sejarahnya/situs yaitu gua alam yang cukup menarik dengan stalaktit dan stalakmit, berjarak ± 250 meter dari kolam renang. Masyarakat menyebutnya “Gua Jepang” yang merupakan bekas peninggalan Tentara Jepang sebagai tempat persembunyian selama perang dunia ke II


    Selain menikmati pemandangan alamnya dengan udara yang sejuk, didekat kolam renang itu juga terdapat kolam alam yang dihiasi dengan bunga teratai sebagai tempat perlindungan beberapa habitat air tawar seperti jenis-jenis ikan dan udang. Juga saat ini oleh pihak pengelola, kolam tersebut telah dibudidayakan beberapa jenis ikan yang potensial untuk dikonsumsi antara lain : Ikan Bandeng, Tawes dan Ikan Mas.

    Daya Tarik Wisata 
    Baumata merupakan salah satu tempat rekreasi dan wisata alam yang cukup menarik minat banyak orang. Kegiatan yang dapat dilakukan selain menikmati pemandangan alam dengan udaranya yang sejuk, berkemah, kegiatan fotografi, kebudayaan tradisional masyarakat yaitu “Tarian Hering” yang biasa ditarikan untuk menyambut para pembesar atau Tamu Agung.

    Bagaimana Menuju ke Lokasi 
    Tempat rekreasi Baumata hanya dapat ditempuh melalui jalan darat ± 30 menit dengan menggunakan kendaraan umum (Bemo) dari Kupang jurusan Penfui – Baumata - nomor 15 dan nomor 16, maupun dengan Jeep, Taxi, Sepeda Motor ataupun dengan bersepeda.

    Sarana Penunjang 
    Lokasi wisata ini hanya dibuka pada Hari Jumat, Sabtu dan Minggu atau pada hari libur lainnya. Terutama pada pada hari libur obyak wisata akan dikunjungi oleh banyak pengunjung yang berdatangan dari kota Kupang maupun daerah sekitarnya.
    Telah tersedia tempat parkir, kamar ganti, Toilet, Warung makan.

    Harga Karcis masuk ke lokasi 
    - Dewasa seharga Rp.5.000/ orang
    - Anak-anak seharga Rp 3.500 / orang
    - Sewa Ban / pelampung, Ban Kecil Rp.5000, Ban Besar Rp.10.000

    5.        Taman Wisata Alam Pulau Menipo
    Letak : 
    Luas : sekitar 2.449,50 hektar di selatan Pulau Timor yang secara administrasi pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Amrasii, Kabupaten Kupang berada sekitar 118 Km sebelah timur Kota Kupang, dengan luas sekitar 2.449,50 hektar
    B I O T I K Tipe Vegetasi : hutan kering dan savana
    Flora 
    Didominasi oleh jenis-jenis lontar (Borrasus flabelefer), asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), dan waru (Hibiscus tiliacius); tipe vegetasi hutan pantai ditumbuhi cemara laut (Casuarina equisetifolia); serta tipe vegetasi hutan bakau didominsi oleh jenis Rhizophora mucronata, Bruguiera conyugata dan Bruguiera exaristata.
    Fauna 
    Rusa Timor (Cervus timorensis), Kera (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Sus vitatus), Biawak (Varanus salvator), Ular Sanca Timor (Phyton timorensis), Burung Pelikan (Pelicanus sp), Burung Camar (Sterna sp), Burung Perkici (Tricholosus haematodus), Burung Kakatua Putih Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea), Elang Laut (Haliaretus leucogaster), Raja Udang (Halcyon sp), Pecuk Ular (Anhinga melanogaster), Raja Udang (Halycon sp), Pecuk Ular (Anhinga melanogaster), Burung Gelatik (Padda fuscata), Bangau Putih (Egretta sacra), Burung Perkutut (Geopelia striata), Bangau Hitam (Ciconia episcopus), dan Burung Koakiu (Philemon inornatus). Disamping itu, terdapat pula aneka jenis fauna perairan dan laut seperti Buaya Muara (Crocodilus porosus), Penyu belimbing (Dermocheyis coriacea), Penyu tempayan (Caretta caretta), dan Penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
    W I S A T A 
    Pantai Pasir Putih 
    Panorama alam, dari kawasan ini kita dapat menikmati indahnya panorama alam berupa hamparan laut lepas di pantai selatan, dan pada malam hari dalam keadaan cuaca yang cerah dan laut tenang akan terlihat kelap-kelip cahaya lampu ditepi pantai utara benua Australia. Selain untuk menikmati alam, para pengunjung bisa memanfaatkan obyek wisata ini untuk kegiatan memotret dan selancar angin.
    Keindahan pantai ini didukung oleh terbentuknya pantai yang dangkal sebagai konsekuensi adanya hubungan dekat dengan daratan Pulau Timor yang diperbaharui oleh pendangkalan laut. Konon proses ini telah terbentuk ratusan tahun lalu sebagai akibat dari perembesan ombak laut yang besar.
    Relief Bukit Pasir 
    Dibagian sisi Barat Pulau Menipo terdapat bukit pasir setinggi 15 m, yang terbentuk akibat terpaan angin, bukit pasir memiliki daya tarik tersendiri dengan relief seperti ukiran, membawa pengunjung seperti di padang pasir sebenarnya.
    Padang savanna 
    Secara ekologis padang savana merupakan turunan dari ekosistem dataran rendah, dimana vegetasinya berubah karena sering terjadi kebakaran dan penebangan pohon-pohonan. Di padang ini kita bisa menyaksikan rusa timor yang sedang mencari makan dan bermain. Pengunjung bisa memanfaatkan obyek wisata ini untuk olah raga lintas alam, berkemah dan memotret.
    Tempat Pendaratan Penyu 
    Pada musim bertelur penyu antara bulan Agustus sampai dengan Nopember dapat dinikmati atraksi penyu yang menuju daratan untuk bertelur, biasanya dilakukan pada saat pasang tertinggi yaitu pada bulan purnama. Pengunjung dapat mengamati dari dekat penyu yang bertelur dan anak penyu (tukik) yang menetas karena waktunya hampir bersamaan.

    Wisata lain 
    Disekitar Taman Wisata Alam Menipo terdapat beberapa obyek wisata alam lainnya yang bisa dinikmati yaitu Taman Wisata Alam Camplong, obyek wisata alam Tesbatan yang terkenal dengan air terjun bertingkat tujuhnya, serta pantai Pakubaum yang memiliki keindahan alam pantainya.
    Sarana Prasarana : 
    Sampai saat ini belum tersedia sarana prasarana wisata khusus mengingat kawasan wisata ini masih dalam tahap awal pengembangan. Bagi para pengunjung tersedia tempat menginap sederhana yang cukup murah, tempat makan, serta toko minuman dan makanan ringan disekitar kawasan.

    6.        Taman Wisata Hutan Camplong
    Selayang Pandang
    Hutan Camplong merupakan hutan wisata dengan pemandian alamnya yang indah dan sejuk, karena terletak di kaki Gunung Fatuleu. Hutan wisata ini banyak didiami jenis satwa yang dilindungi. Di Hutan Camplong juga banyak terdapat sumber daya alam, seperti sumber mata air, kolam renang alami, aneka jenis flora seperti kayu merah, pinus, lontar, eucalyptus, dan beragam jenis fauna seperti kera, ayam hutan, tupai, kuskus, dan burung (nuri, kakaktua, merpati, puyuh, bangau, elang, tekukur, beo).
      



    Di setiap akhir pekan, yakni Jumat hingga hari Minggu, hutan wisata ini banyak dikunjungi oleh warga kota Kupang. Mayoritas pengunjung adalah keluarga yang mengajak anak-anak mereka yang berusia dikisaran 7-12 tahun.
    Keistimewaan 
    Kawasan hutan Camplong memiliki penangkaran buaya, rusa timor dan ular sanca. Di kawasan ini juga dapat ditemui berbagai hewan endemik, seperti rusa timor, burung kakak tua berbahu hijau kekuningan (Olive-shouldered Parrot) dan merpati berpunggung hitam (Black-backed Fruit-Doves). Sedangkan flora endemik yang dapat ditemukan adalah kayu cendana (Santalun Album). Selain itu terdapat pula berbagai goa buatan, peninggalan Jepang semasa perang dunia kedua. Gua ini mengandung nilai sejarah karena menjadi tempat persembunyian pasukan Jepang ketika diserbu oleh warga yang tinggal di sekitar Hutan Camplong.


    Lokasi 
    Hutan wisata ini terletak di pinggiran jalan menuju Kota Soe, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, atau 46 kilometer dari kota Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
    Akses Menuju Lokasi 
    Dari kota Kupang menuju Hutan Camplong dapat ditempuh dengan naik angkutan umum berupa minibus jurusan Soe dengan biaya Rp. 7000. Sedangkan jika menggunakan jasa taksi dikenakan biaya sebesar Rp. 100 ribu.
    Harga Tiket Masuk Lokasi 
    Tiket masuk kawasan hutan wisata sebesar Rp. 3000.
    Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
    Hutan wisata Camplong mempunyai fasilitas air bersih dalam bentuk kran dan kolam yang ditempatkan di samping jalan setapak. Juga tersedia beberapa sarana seperti losmen yang terdapat di samping jalan besar yang menghubungkan antara kota Kupang dan Kota Soe.

    7.        Pantai Kolbano
    Bagi kebanyakan wisatawan mengunjungi pesisir pantai yang dipenuhi hamparan pasir putih atau pasir hitam merupakan hal biasa yang dapat kita lihat, namun bagaimana dengan pesisir pantai yang dipenuhi hamparan batu berwarna-warni yang sangat indah dan unik, bisa jadi menjadi pemandangan baru bagi Anda. Ini bisa Anda lihat dan rasakan hanya di sepanjang pesisir Pantai Kolbano.
    Pantai Kolbano terletak di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Desa Kolbano 17 Km2. Pantai Kolbano terkenal dengan batu warnanya dan sudah dimanfaatkan penduduk setempat sejak tahun 1971.
    Batu warna di pesisir Pantai Kolbano ini, memiliki bermacam ragam bentuk dan warna. Ada yang berwarna merah, hijau, kuning, hitam, bahkan batu yang bercorak pun ada. Juga ada batu yang memiliki tiga warna (merah, hitam dan krem).





    Keindahan Pantai Kolbano ini dapat dinikmati oleh wisatawan baik yang berasal dari daerah sekitar Nusa Tenggara Timur dan berbagai daerah lainnya. Bila Anda tinggal di Jakarta, maka Anda dapat menggunakan pesawat Mandala Airlines, Sriwijaya Airlines, Batavia Airlines atau Merpati Airlines dengan tujuan Kupang yang ditempuh selama ± 6 jam.


    Setibanya di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, ada 2 (dua) pilihan yang dapat Anda lakukan : Anda dapat menginap 1 (satu) malam di Kupang atau Anda dapat langsung melanjutkan perjalanan menuju Pantai Kolbano (tergantung waktu yang ada). Jika Anda ingin tetap melanjutkan perjalanan ke Pantai Kolbano, maka Anda dapat menggunakan jasa travel atau bus kota jurusan Kolbano dengan membayar ongkos seharga Rp.60.000,-. Namun disarankan agar Anda berangkat pada Pk. 06.00 WITA, karena bus yang berangkat dari terminal bus Kupang hanya satu kali perjalanan dan perjalanan dari Kupang ke pantai Kolbano ditempuh selama ± 6 jam.
    Jika Anda sudah tiba di Pantai kolbano, Anda dapat mencari rumah penginapan di rumah penduduk dengan sistem sewa, atau Anda dapat menginap di Mess Pemda TTS
    Sumber : Portal Bisnis #1 di NTT www.nusacendanabiz.com

    ليست هناك تعليقات:

    إرسال تعليق